Review Film: Hide and Seek (2005)

Friday, 29 July 2016




Director: John Polson
Writer: Ari Schlossberg, Barry Josephson 
Rating: R (for frightening sequences and violence)
Genre: Mystery & Suspense
Stars: Robert De Niro, Dakota Fanning, Famke Janssen
Ratings:
IMDb: 5,9/10
Rotten Tomatoes: 3,1/5
PordNiar: 8/10




Sinopsis:

Setelah menemukan istrinya mati bunuh diri di kamar mandi, Dr. David Callaway (Robert De Niro) membawa putrinya, Emily Callaway (Dakota Fanning), yang masih berusia 9 tahun pindah dari kota New York. David yang merupakan seorang psikolog itu rupanya ingin menghilangkan trauma Emily yang juga menyaksikan kejadiaan tragis tersebut.

Mereka tinggal di sebuah rumah luas dikelilingi oleh hutan dan rawa, agak jauh dari tetangga sekitar. Awalnya, David merasa semua berjalan normal, meski Emily masih terlihat sangat pendiam dan depresi. Namun suatu hari, sebuah teror mulai mengusik mereka. Berasal dari teman khayalan Emily yang disebutnya ‘Charlie’.
Charlie yang awalnya membuat Emily senang dengan mengajaknya bermain petak umpet, lama kelamaan menjadi sangat menakutkan bagi gadis kecil itu. Siapa sebenarnya Charlie? Mengapa ia melarang Emily untuk menceritakan tentangnya pada David?

Ayo main tebak-tebakan dan tonton sampai akhir!!


Review:


Baru menontonnya beberapa hari yang lalu, dan terpukau dengan film ini. Apalagi salah ini salah satu film-nya Dakota Fanning waktu masih imut-imut. Film dibuka dengan adegan Emily dan ibunya bermain petak umpet di kamar. Mereka terlihat sangat bahagia. Namun, ketika akan keluar kamar dan membiarkan Emily tidur, sang ibu lupa kebiasaan putrinya untuk tetap membiarkan pintu kamarnya sedikit terbuka agar cahaya bisa masuk. Saat Emily protes karena ibunya menutup pintu kamar rapat-rapat, sang ibu hanya menggumamkan kata maaf.
Tepat pada pukul 02.06, David terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa istrinya tidak ada di sampingnya, dan menemukannya tewas di dalam bathub kamar mandi.

Adegan itu cukup membuat merinding dan memaku mata untuk terus melanjutkan menonton film ini dengan rasa tertarik yang membuncah. Adegan bergulir dari Emily yang berubah pendiam dan sering melamun, hingga David berinisiatif untuk menghilangkan kenangan Emily akan ibunya dan putrinya itu pindah ke rumah baru mereka. Rumahnya tipikal film horor yang luas dan dikelilingi pemandangan yang lumayan mengerikan. Bahkan Emily sampai menemukan gua di dekat rumahnya. Mulai diperkenalkan pula seorang agen penjual rumah yang tampangnya mencurigakan, Sheriff wilayah setempat, dan juga tetangga yang baru kehilangan putri mereka karena sebuah penyakit.

David and Emily Callaway


Semuanya mencurigakan dan mulai memunculkan rasa tegang. Jujur, anggapan awal adalah bahwa cerita film ini akan mirip dengan film The Boy (2016) yang memiliki twist yang oke. Tapi mungkin juga tidak.
Karena adegan-adegan berikutnya semakin menyebarkan teka-teki tentang sosok baru bernama ‘Charlie’. Apa yang terbayang pertama kali ketika seorang anak menceritakan bahwa ia mempunyai teman, padahal ia tak terlihat pernah bermain dengan siapa pun? Jawabannya tentu akan menjadikan bulu kuduk berdiri. Ada dua kemungkinan; makhluk halus, atau hanya kawan imajinasi sang bocah.

Sebagai seorang psikolog, David paham sekaligus bingung bagaimana mengatasi rasa traumatik yang dialami putrinya. David menyangka bahwa Emily memang memiliki teman khayalan, dan berkonsultasi pada Dr. Katherine Carson, teman seprofesinya. Mereka sepakat bahwa yang dibutuhkan emily adalah seorang teman. Katherine menyarankan David untuk lebih sering mengajak Emily bermain agar ia bisa melupakan Charlie.

Mulanya agak sebal melihat Katherine ini, sikap dan cara bicaranya jelas-jelas mengindikasikan bahwa dia naksir dengan David. Salut deh dengan pesona David ini, sepertinya makin tua makin menarik.

Banyak usaha yang dilakukan David untuk membuat putrinya kembali ceria. Mulai dari mengajak Emily bermain petak umpet seperti yang biasa dilakukan dengan ibunya semasa hidup, sampai mengenalkan Emily pada seorang teman baru, yaitu Amy, keponakan dari Elizabeth Young, wanita lokal yang dikenal David di sebuah pom bensin. Mereka bahkan beberapa kali berkunjung ke rumah David.

Awal mula perkenalan David dengan Elizabeth agak absurd dan terkesan aneh. Namun belakangan, setelah film ini selesai, maklum juga akhirnya. Si Elizabeth ini juga kelihatan tertarik dengan David. Om David menang banyak nih, ditaksir dua cewek cantik.

Nah, bukan hanya penonton yang menyadari ketertarikan antara Elizabeth dan David, namun juga Emily. Gadis kecil itu terlihat tidak suka dan mengatakan pada ayahnya bahwa Charlie membenci kedekatan mereka. Saat David bertanya mengapa Charlie membencinya, jawaban Emily membuat David bungkan. Gadis itu bilang bahwa Charlie akan membenci semua hal yang membuat David bahagia. Charlie tidak suka jika David merasa bahagia, setelah istrinya mati mengenaskan. 

Berkali-kali David menyadari bahwa putrinya sedang protes karena kedekatannya dengan wanita lain. Dalam satu makan malam bersama Elizabeth, Emily bergabung dengan mengenakan pakaian milik ibunya dan menolak hadiah pemberian Elizabeth. Yang paling parah adalah saat David terbangun pada pukul 02.06 dini hari dan menemukan sebuah tulisan di tirai kamar mandi dengan krayon merah besar yang menyalahkan David atas kematian istrinya.

Dakota Fanning as Emily Callaway


Namun, Emily mengaku bahwa bukan dia yang melakukannya. Di adegan ini terornya semakin nyata saja. Emily ini sedikit bikin senewen, mencurigakan tapi ekspresi ketakutannya memandang sang ayah nyata sekali, seakan memang bukan dia yang melakukan hal mengerikan itu.  Anak itu yakin Chrarlie yang melakukannya.

Suatu hari, saat David sedang menulis jurnal tentang perkembangan psikologis Emily dan mendengarkan musik, Elizabeth datang ke rumah. David di ruang kerja dan tak mendengarnya. Elizabeth memutuskan untuk ke kamar Emily dan mencoba mendekatinya. Emily terlihat pucat namun juga sedikit mengerikan. Saat Elizabeth berkata ingin bertemu dengannya dan ingin menjadi temannya, Emily meminta Elizabeth untuk bermain petak umpet. Elizabeth menyanggupi. Emily lalu mengatakan bahwa ia juga sedang bermain petak umpet dengan Charlie yang saat itu sedang bersembunyi. Dengan was-was, Elizabeth bertanya di mana Charlie bersembunyi, yang dijawab Emily dengan menunjukkan tangannya ke arah lemari pakaian. Elizabeth pun mendekatinya.

Wajah Elizabeth sangat ketakutan ketika membuka pintu lemari tersebut. Ia lalu terdorong keras hingga jatuh dari jendela lantai atas kamar Emily. Sejak saat itu Emily mulai benar-benar menunjukkan ketakutannya pada Charlie. Sementara David mulai mencurigai tetangganya yang kehilangan anak adalah otak di balik sosok ‘Cahrlie’ yang berniat buruk dengan Emily.

David, Emily, and Sheriff


Keadaan semakin menegangkan ketika Charlie mulai benar-benar muncul dan meneror secara langsung. Bahkan Emily sampai menelepon Katherine dan memintanya untuk segera datang. Apakah yang akan menjadi nasib dari ayah dan anak Callaway ini?

Endingnya bikin merinding!

Film ini sukses menghadirkan twist yang menurut saya baru, tebakan saya sedari awal sudah meleset total. Acting kedua tokoh utamanya benar-benar mampu mengecoh. Robert De Niro berhasil membuat penonton percaya bahwa ia adalah seorang single parent yang tertekan dengan kematian istrinya, juga frustrasi dan bingung dengan bagaimana cara menangani putrinya. Meski ia mencoba untuk memulai kehidupan yang baru, lelaki itu tetaplah terlihat stres. Dakota Fanning pun memerankan dengan gemilang seorang gadis kecil yang trauma karena kematian ibunya. Ekspresi datar maupun ketakutannya sering bikin merinding. Pantas saja jika berkat film ini Dakota Fanning memenangkan nominasi untuk Best Frightened Performance di ajang MTV Movie Award di tahun 2005, acting ketakutannya dan tertekannya itu benar-benar oke. Film nya sendiri sempat meraih penghargaan sebagai Best Horror di Golden Trailer Award pada tahun yang sama.

Thrillernya oke, actingnya jempolan, kisahnya menarik, plotnya mengecoh sekaligus membuat penasaran, dan twist nya gila.

Salah satu film psikologi suspens trhiller terkeren yang saya beri bintang delapan bintang!!

Dakota Fanning and Director


Akan saya beritahukan twist sekalian endingnya di sini. Setelah ini akan penuh spoiler, jadi yang belum nonton dan menginginkan ketegangan dan rasa pensarannya tetap utuh terjaga, jangan dibaca dulu.


SPOILER

Robert De Niro as Dr. David Callaway


Sejak awal memang sudah ada Cahrlie tetapi bukan dalam pikiran Emily maupun sesosok makhluk halus, melainkan muncul dari dalam diri David sendiri. Yeah, si David, seorang psikolog, ironisnya justru mengidap penyakit psikologis D.I.D (Dissociative Identity Disorder) alias berkepribadian ganda. Rupanya, sosok Charlie muncul karena David sakit hati istrinya bercumbu dengan pria lain di sebuah pesta. Amarah dalam diri David menuntunnya untuk menghabisi istrinya sendiri dan menjadikannya insiden bunuh diri.

David jugalah yang membunuh Elizabeth dan sheriff yang datang ke rumah mereka. Jelas saja Emily shock berat karena ayahnya sering muncul dengan kepribadian yang berbeda dan bertolak belakang, mungkin karena itu dia jadi takut dan bingung untuk menceritakan yang sebenarnya tentang Charlie pada David. Dia pasti takut jika ia mengadu pada David, Charlie akan muncul dan mencelakainya. Beberapa hint sudah disebar dari awal film, namun saya terlena dan tidak menyadarinya.

Setelah David sadar bahwa dia punya kepribadian lain, dia kalah dan membiarkan Charlie menguasai tubuh dan pikirannya. Dia bahkan berniat membunh Emily. Beruntung, Katherine berhasil menembak mati David dan menyelamatkan Emily.

Endingnya, Emily hidup bahagia bersama Katherine di New York. Adegan ditutup dengan keseharian rutin yang biasa dilakukan keduanya. Emily sarapan sambil menggambar sementara Katherine bersiap bekerja sekaligus mengantar gadis kecil itu sekolah.

Awalnya Emily hanya menggambar sosok wanita yang adalah Katherine sedang menggandeng anak kecil yang adalah dirinya. Namun setelah ia meninggalkan gambarnya di meja makan dan berangkat bersama Katherine, rupanya Emily sempat menambahkan gambar lain, menjadikan sosok Emily di dalam gambar mempunyai dua kepala.

Yang menontonnya otomatis menduga jika ternyata sama seperti ayahnya, Emily pun memiliki kepribadian ganda. Wajar saja, mengingat selama ini ia begitu tertekan dengan kematian ibunya, serta sikap ayahnya yang selalu berubah-ubah membuatnya ketakutan.

Namun ternyata ada beberapa pilihan ending lain, yang sepertinya berbeda di beberapa negara. Entahlah, yang jelas saya menyukai ending yang saya tonton ini. Greget dan feel mysteri nya dapat banget hingga akhir. Makin sip dengan music dan ost.nya yang rada-rada creepy.

Buat yang mau tahu opsi endingnya yang lain bisa kunjungi situs film IMDb atau ke Wikipedia.


Selamat menonton!!


*gambar diambil dari situs film IMDb




0 comments: