Director: Tate Taylor
Writer: Erin Cressida Wilson
(screenplay), Paula Hawkins (novel)
Rating: R (for violance,
sexual content, language and nudity)
Genre: Drama, Mystery, Suspense
Stars: Emily Blunt, Haley
Bennett, Rebecca Ferguson
Ratings:
IMDb: 6,6/10
Rotten Tomatoes: 5,3/10
PordNiar: 6,5/10
Sinopsis
Rachel Watson mengawali rutinitas
hariannya dengan menjadi salah satu penumpang di kereta api menuju tempatnya
bekerja. Rute perjalanan kereta yang melewati kompleks perumahan di pesisir,
membuat Rachel kerap memerhatikan rumah-rumah tersebut beserta penghuninya. Meskipun
tak kenal, ia bahkan memberikan nama fiktif untuk pasangan suami istri yang
selalu terlihat mesra itu. Rachel tidak punya ide jika nama pasangan itu yang
sebenarnya adalah Scott dan Megan Hipwell.
Tak mengherankan, karena Rachel
punya sejarah tak menyenangkan dengan pasangannya, hingga membuatnya tanpa
sadar turut larut bahagia dengan keromantisan pasangan yang selalu dilihatnya
setiap hari melalui kereta api.
Ada pula satu pasangan lain dalam
kompleks perumahan yang sama, yang selalu membuat Rachel memandangnya penuh
iri. Mereka adalah pasangan Tom dan Anna Watson, serta si kecil Evie.
Tetapi suatu saat, Rachel
menyaksikan Megan sedang mencium orang lain yang bukan Scott. Rachel merasa
tersakiti. Ia benci sekali dengan sebentuk perselingkuhan. Namun tak sampai di
situ, karena beberapa hari setelah itu, ia membaca kabar tentang
menghilangnya seorang wanita yang tak lain adalah Megan Hipwell.
Jantung Rachel segera berpacu
cepat. Karena malam saat Megan hilang, nyatanya ia sedang berada di kompleks
perumahan tersebut, dalam kondisi mabuk ia mendatangi Tom Watson, mantan suaminya.
Kelebatan peristiwa hilir mudik dalam kepalanya. Rachel melihat bayangan peristiwa di rel kereta api, Evie yang menagis, Anna Watson dengan pandangan
tak sukanya, serta darah di kepala dan tubuhnya.
Apa yang sebenarnya terjadi, tak bisa
diingat Rachel dengan baik. Namun ia merasa, ingatan yang pudar itu erat
kaitannya dengan menghilangnya Megan Hipwell.
Apakah dia mati?
Review
Saya membaca bukunya terlebih
dahulu dibanding menonton filmnya. Novel drama misteri thriller ini merupakan
debut dari penulisnya, Paula Hawkins, dan diterjemahkan ke dalam bahasa
indonesia oleh salah satu penerbit besar di sini. Memilih membaca ini karena
hype nya cukup besar di media sosial. Syukurlah media sosial tetap bermanfaat
menyediakan informasi buku dan film yang keren. Tidak semua yang berhubungan
dengan medsos itu sucks.
Well, saya tidak akan
membandingkan buku dengan filmnya, karena memang punya kekuatan
sendiri-sendiri. Yang pasti The Girl on the Train tetap memberikan satu perasaan
dan kesan yang sama bagi saya jika meliputi seluruh konten ceritanya.
![]() |
Paula Hawkins |
Film ini memilik tiga sudut
pandang dari Rachel, Megan, dan Anna. Pada awalnya, keberadaan mereka seakan
terpisah dan nyaris tak terlihat hubungannya. Namun cerita menggulirkan bahwa
ketiganya punya keterkaitan yang erat. Keberadaan satu orang menimbulkan sebab
akibat bagi dua yang lain.
Rachel (Emily Blunt), maniak
vodka yang bahkan menenggaknya kapanpun ia ingin secara tak kenal waktu, mulai
masuk dalam dunianya sendiri saat duduk sendirian di dalam kereta. Tak ada
orang yang cukup normal mau duduk dan berdekatan dengannya. Rachel semacam punya aura
yang buruk menguar di sekitarnya. Penampilannya payah dan benar-benar
menyedihkan.
![]() |
Rachel Watson |
Ia mulai mengidolakan pasutri yang hanya dilihatnya dari jauh, bernama Scott Hipwell (Luke Evans) dan Megan Hipwell (Haley Bennett). Pernikahan seperti mereka lah yang diidamkan Rachel selama ini. Belakangan diketahui jika Rachel bercerai dengan suaminya dengan cara yang tidak baik. Dulu, rumah di sebelah rumah pasangan Scott dan Megan adalah rumahnya bersama Tom Watson (Justin Theroux). Dan kini Tom tetap meninggalinya dengan istri baru serta anak perempuan yang lucu. Jelas hal itu membuat Rachel kecewa berat, ia bahkan tidak merubah nama belakangnya setelah berpisah dari Tom. Kebahagiaan tak lagi bersama Rachel. Dan wanita itu ingin jika Scott dan Megan akan terus mesra selamanya.
Tetapi hal itu sepertinya hanya
ada dalam pandangan mata sekilas milik Rachel. Karena Megan sendiri yang
merasakan betapa hubungannya dengan Scott tidak sebahagia kelihatannya. Bayang-bayang
masa lalu terus menghantui kehidupan Megan dengan Scott. Pria itu baik, terlalu
baik malah, tetapi Megan tak memiliki perasaan sekuat perasaan Scott padanya. Maka
ia mulai menghibur diri dengan berkerja sebagai pengasuh bayi di rumah Tom dan
Anna Watson (Rebecca Ferguson). Namun rupanya tak bertahan lama, Megan
memutuskan untuk berhenti.
![]() |
Megan Hipwell |
Wanita itu kemudian tak tahan
dengan tekanan batin yang dideritanya, juga dengan kehidupannya yang sebenarnya tidak
bahagia. Megan mulai berkonsultasi dengan psikiater bernama Kamal Abdic (Edgar Ramirez)
dan memiliki indikasi ketertarikan seksual dengan dokter tersebut. Dan nyatanya,
Kamal lah yang dilihat oleh Rachel sedang berciuman dengan Megan di rumahnya
saat Scott sedang tidak berada di tempat.
![]() |
Scott Hipwell |
Rachel yang kondisi mentalnya
boleh dibilang tidak stabil, sangat tidak terima jika memang benar Megan dan
Kamal berselingkuh. Karena penyebab perceraiannya dengan Tom adalah karena
lelaki itu berselingkuh dengan Anna. Sejak itu Rachel selalu tanpa sadar datang
ke rumah mereka dan mencari gara-gara. Yang membuat Anna sangat resah adalah
bahwa mantan istri suaminya itu pernah berusaha menculik Evie, namun Rachel
beralasan bahwa ia hanya ingin menggendong saja.
![]() |
Anna Watson |
Bisa dibilang, Anna membutuhkan
bantuan untuk menjaga Evie. Makanya itu lega saat tetangganya, Megan, bersedia
untuk menjadi pengasuh bagi bayinya. Meskipun tidak begitu suka, Anna percaya
pada Megan. Hingga saat wanita itu meminta berhenti dari pekerjaannya, Anna sedikit
kecewa. Dia sangat kaget saat beberapa waktu sesudahnya, Megan dilaporkan
menghilang.
Unsur drama psokologis di film
ini sangat kental. Mulai dari hancurnya Rachel selepas perceraiannya, perasaan
Anna sebagai wanita yang merebut suami orang lain serta ketakutannya yang
sangat besar akan kehilangan Tom dan anaknya. Juga kondisi Megan yang terlihat
bahagia dari luar, tetapi sebenarnya rusak dan sakit dari dalam. Mereka bertiga
memiliki penderitaannya masing-masing dari kisah masa lalu mereka, serta
masa-sama mencemaskan akan masa depan, hingga tak jarang melakukan sesuatu yang
impulsif yang berakibat fatal.
![]() |
Tom Watson |
Konflik utama film ini ada pada
misteri hilangnya Megan Hipwell di suatu malam. Banyak anggapan bahwa ia kabur,
sampai dibunuh. Dan beberapa orang pun masuk dalam daftar calon tersangkanya. Sebut
saja Scott, suaminya sendiri, hingga dokter pribadinya, Kamal Abdic.
Dan saksi kunci yang tak
disangka-sangka akan terlibat adalah Rachel. Tetapi benarkah ia hanya sebatas
saksi kunci? Karena pada malam hilangnya Megan, alibi Rachel tidak pasti, ia
sendiri bahkan tak bisa ingat apa yang dilakukannya di perumahan itu
malam-malam.
Banyak motif bertebaran, dimiliki
oleh orang terdekat dan bahkan yang nyaris tidak ada hubungan langsung
dengan Megan. Apa yang sebenarnya terjadi? Di mana Megan?
Alur cerita dalam versi film
memang tidak terlalu lambat, dengan beberapa plot twist yang cukup mengejutkan.
Sedang yang terjadi di bukunya adalah alur dengan pace yang lambat tapi mampu
membangun latar belakang serta suasana yang semakin intens menjelang ending. Namun
saya merasa ketegangan dan rasa penasaran yang dibangun Hawkins dari awal
cerita, anjlok dengan ending yang tidak terlalu greget. Seolah para tokohnya
kalem-kalem saja mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Kurang thrill sih,
jadi suspense nya menurut saya nggak terlalu dapat. Meski saya menganggap
twistnya lumayan.
Ada sedikit perbedaan dari versi
novel kalau saya tidak salah ingat, lho. Di sini ditambahkan adegan Rachel
bertemu orang dari masa lalunya di dalam kereta api, yang membongkar hal penting yang terjadi. Masuk
akal juga sih, karena versi film tentunya lebih membutuhkan penjelasan yang
singkat akan sebuah peristiwa.
Saya mulai mengenal Emily Blunt
di film The Devil Wears Prada, di sana dia jadi sekretaris menyebalkan Miranda
Priestly. Selain fisik yang agak berbeda dari yang digambarkan di novel;
diceritakan Rachel tidak menarik dengan kelebihan berat badan, saya merasa
Emily cukup pas mewakili karakter Rachel yang depresi dan susah move on dari
masa lalunya. Dan memang sih, dibandingkan dengan Megan atau Anna, si Rachel
ini yang paling tidak menarik. Oh ya, ada si cakep Luke Evans juga di sini. Udah
kepengen lihat dia juga nih di Beauty and The Beast.
Yang jelas, film ini lumayan oke. Berhasil
mengajak otak muter-muter sebelum merangkai satu titik temu yang berwujud
kebenaran. Tapi memang kurang ngethrill dan menegangkan.
Nah, saatnya bagian
sopiler nih, buat yang mau nonton ya nggak usah dibaca.
Spoiler alert !!
Rumah tangga Rachel dan Tom
memang tidak berjalan lancar. Rachel yang belum juga hamil membuatnya resah. Lalu
dia semakin kesal saat tahu Tom berselingkuh darinya. Namun Tom beralasan jika
dia tak tahan dengan Rachel lantaran wanita itu kasar dan bisa mengamuk di
waktu-waktu tertentu. Bahkan, Tom sangat marah saat dia dipecat dari
pekerjaannya gara-gara Rachel mengamuk di pesta yang diadakan boss Tom. Mereka lalu
bercerai. Tom menikahi selingkuhannya, dan Rachel memulai hidup menyedihkannya.
Rachel pun selama ini sudah
dipecat dari pekerjaannya karena ketergantungannya akan alkohol. Namun pada
Chaty, temannya di mana Rachel menumpang tinggal, mengatakan bahwa dia masih
bekerja. Padahal selama ini Rachel hanya pergi ke kota naik kereta api, hanya
untuk keluyuran tidak jelas dan kemudian pulang.
Di suatu malam saat dia mabuk
berat, Rachel berjalan ke kompleks perumahan tempat tinggal Tom. Setelah melihat
rumahnya, dia pergi ke dekat rel kereta api dan tak disangka, bertemu dengan
Tom. Pria itu sedang bersama seorang wanita yang semula ia anggap adalah Anna. Saat
itu Tom mendekatinya dan mengusirnya. Setelah Rachel sadar, Tom mengatakan
bahwa saat bertemu dengannya, Rachel mengamuk dan memukul Tom.
Tetapi tidak begitu kejadiannya. Wanita
yang bersama Tom malam itu bukanlah Anna tetapi Megan. Mereka berniat pergi ke
suatu tempat. Namun Rachel yang mabuk kebetulan menyaksikan semuanya, hingga
Tom terpaksa mendekatinya. karena Rachel tidak stabil dan dianggap mengganggu,
Tom mendorong dan memukul kepalanya higga pingsan. Ia kemudian melanjutkan
pergi dengan Megan.
Dalam anggapan Rachel sesudahnya,
ia telah bertindak kasar pada Tom, sama seperti yang terjadi selama pernikahan
mereka. Tetapi dia salah. Nyatanya Tom lah yang kasar dan senang memukul. Rachel
lantas tahu kebenarannya saat dia bertemu dengan mantan bos Tom yang mengatakan
bahwa bukan salahnya lah Tom dipecat. Itu murni kesalahan Tom yang tidak peduli
dengan pekerjaannya dan malah sibuk meniduri banyak wanita termasuk rekan kerjanya.
Ketika itulah Rachel pun kembali
ingat segalanya. Bahwa selama ini ia telah dimanfaatkan oleh Tom, karena
ketergantungannya pada alkohol, Rachel seringkali mabuk dan tidak mengingat apa
yang dia lakukan sebelumnya. Dia selalu percaya pada Tom yang memutarbalikkan
cerita tentang dirinya. Bahkan kali ini pun Tom masih melakukannya. Dia berusaha
meyakinkan Rachel bahwa wanita itulah yang kasar malam itu. Padahal adalah
sebaiknya. Dan kejadian malam itu di rel sekaligus mengungkap perselingkuhan
Tom dengan Megan selama Megan menjadi pengasuh di rumahnya. Dan bukannya Scott
dan Kamal yang bersalah saat kemudian mayat Megan ditemukan di hutan. Semuanya adalah
perbuatan Tom.
Malam itu, Megan ingin mengatakan
pada Tom bahwa dia sudah hamil hasil perselingkuhan mereka. Tetapi Tom tidak
menginginkannya dan meminta Megan menggugurkannya. Megan yang pernah kehilngan
anak karena keteledorannya, tak bisa melakukan itu. Ia mendesak Tom untuk
bertanggung jawab dan mengancam akan membeberkan semuanya pada Scott dan Anna. Tom
menjadi panik dan gelap mata, hingga pada akhirnya membunuh Megan.
Setelah tahu semuanya, Rachel datang ke rumah Tom dan Anna untuk memberitahu Anna. Sayangnya, Tom ada di
rumah dan menyekapnya di dalam rumah. Anna yang sudah menaruh curiga pada Tom
karena pernah menemukan pesan-pesan dari Megan di ponselnya, tak bisa berbuat
banyak karena Tom memegang bayi mereka. Anna pun diam saat Tom mencoba
menghabisi Rachel. Namun beruntung, setelah adegan kejar-kejaran yang tidak
seberapa, Rachel berhasil melumpuhkan Tom dengan menusukkan alat pembuka botol wine ke
leher Tom.
Anna kemudian keluar dari rumah
dan mendekati Tom, tetapi ia tidak menolong malah kembali menusukkan alat itu
lebih dalam ke leher Tom, hingga pria itu kemudian mati. Dalam keterangannya pada
pihak kepolisian, kedua wanita itu mengaku bahwa penusukan itu lantaran bentuk
pembelaan diri dari Rachel yang nyawanya terancam. Dan setelah itu, Anna
berusaha menolong Tom tetapi terlambat karena Tom sudah keburu mati.
Kebenaran yang sebenarnya hanya
diketahu oleh dua wanita yang sama-sama sudah tersakiti oleh seorang pria
brengsek bernama Tom Watson.
Untuk film ini, saya sematkan 6,5
bintang.
0 comments:
Post a Comment