Director: Leste Chen
Writer: Leste Chen, Peng Ren
Genre: Drama, Mystery,
Thriller
Stars: Zheng Xu, Karen Mok,
Zhong Lu
Ratings:
IMDb: 6,9/10
PordNiar: 7,5/10
Sinopsis:
Sebuah metode hipnotis bisa
diterapkan untuk berbagai kebutuhan. Salah satunya adalah menghilangkan semacam
trauma yang dialami manusia, ataupun menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang
masih membayangi sehingga kerap mengganggu kenyamanan hidup.
Hal itu terjadi di film asal
china The Great Hypnotist. Menceritakan tentang Xu Ruining (Zheng Xu), seorang
hipnoterapis yang telah sukses
menyembuhkan trauma dan ketakutan banyak pasiennya. Metode yang digunakannya
kadang memang terlalu kasar dan intensif, tetapi berpengaruh dalam proses
penyembuhan.
Suatu hari, guru besarnya (Zhong
Lu) memintanya untuk menangani anak angkat temannya yang mengalami masalah
dalam kejiwaannya. Sebelum itu beberapa hipnoterapis sudah menanganinya namun
mereka menyerah. Karena pasien yang satu ini berbeda. Dia mengaku bisa melihat
hantu. Tetapi tidak ada yang memercayainya.
Hal itu dibuktikan sendiri oleh
Ruining ketika bertemu dengan pasien wanita bernama Ren Xiaoyan (Karen Mok). Dia
yang penampilan luarnya tampak biasa-biasa saja, menganggap dirinya sehat jiwa
raga. Namun, salah satu ciri pasien dengan kondisi kejiwaan yang terganggu
adalah merasa bahwa dirinya baik-baik saja.
Runing pun hanya menganggap bahwa
pengakuan Xiaoyan bisa melihat hantu hanyalah khayalan atau ilusi belaka. Dia
hanya punya trauma yang harus segera disembuhkan kalau ingin jiwanya tidak
rusak.
Tetapi kemudian, Ruining justru
terkejut setengah mati saat sang pasien mengatakan bahwa dia melihat arwah dari
orang-orang yang pernah menjadi masa lalu pria itu. Hal tersebut tidak pernah
diketahui oleh orang asing. Bagaimana dia bisa tahu? apakah.. dia benar-benar
bisa melihat... mereka?
Temukan jawabannya di film kece
ini. you should watch it. Salah satu drama psikologis suspense yang keren!
Review:
Premisnya simpel. Seorang
hipnoterapist yang sedang berusaha meyembuhkan pasiennya yang mengaku bisa
melihat hantu. Dan pasien ini sangat ngotot serta punya pertahanan yang kuat
dari hipnoterapi. Siapakah dia sebenarnya?
Film dibuka dengan adegan yang cukup
creepy. Seorang wanita setengah baya yang sedang melindungi anaknya dari wanita
muda yang mengejar mereka. Wanita muda itu bergaun putih dengan rambut panjang
dan tampang pucat. Pandangannya pun tajam namun seakan kosong. Mirip hantu. Wanita
tua dan anaknya lantas bertemu dengan hipnoterapist yang tiba-tiba mengatakan
bahwa anak itu bukanlah anak wanita setengah baya itu.
Namun ternyata, itu hanya bagian
dari proses hipnotis saja.
Alur maju kemudian mempertemukan
sang hipnoterapist dengan pasien barunya yang unik. Saya mengenali Karen Mok
ini sebagai seorang detektif wanita di filmnya terdahulu bersama Vicky Zhao; So
Close. Namun di sini penampilannya lebih feminin dengan tubuh ramping dan
rambut bergelombang panjang yang tergerai. Dia tidak cantik, tetapi menurut
saya garis dan struktur wajahnya yang khas membuatnya punya kesan kuat ketika
berakting, sulit dilupakan.
Mirip seperti Kisaragi dan 12
Angry Man dari segi setting yang lebih banyak di satu ruangan tertentu dan
dalam setting waktu yang hanya terjadi dalam satu waktu. The Great Hypnotist
lebih banyak menggunakan dialog konsultasi khas antara pasien dan dokternya.
Sang hipnoterapist sendiri memiliki gaya dan penampilan yang khas. Bisa
dibilang dia pria setengah baya botak yang menurut saya memiliki karakter kuat
sebagai seorang yang sangat ahli di bidangnya. Dan walaupun dengan caranya yang
kadang kasar dan emosional, dia bisa memberi keyakinan bahwa pasien bisa
memercayakan segalanya padanya.
Film ini juga memiliki timeline
flashback beberapa kali. Cukup membuat merinding saat Xiaoyan menceritakan
kisahnya ketika melihat hantu. Dia seakan tak terganggu dan bertanya-tanya;
tidak penting apa yang bisa dia lihat, tetapi kenapa dia bisa melihatnya? tanya
itu lalu berakhir pada kesimpulan dari Ruining bahwa gadis itu sulit dihipnotis
karena dia sendiri sebenarnya tidak ingin sembuh.
Satu kisah di masa lalunya yang
bisa ditebak dengan mudah oleh Ruining adalah bahwa Xiaoyan pernah bertunangan
dan sang tunangan sudah mati. Ada kemungkinan bahwa gadis itu bertahan dengan
kemampuannya karena ingin bisa melihat tunangannya. Tetapi muncul pertanyaan,
siapakah yang membunuh sang tunangan? Karena kematiannya terlihat tidak alami.
Xiaoyan menutup alam bawah
sadarnya dan meninggalkan pertanyaan itu sebagai misteri. Dan dia justru
menanyakan hal baru pada Ruining; apakah sekarang dia mempercayai ucapan gadis
itu? tidak seperti hipnoterapis lain yang cenderung menganggapnya gila.
Saya sangat menyukai ketenangan
yang dibangun dalam film ini. Kesan suramnya tetap ada didukung dengan
konsultasi yang dilakukan malam hari dan dengan cerita-cerita tentang hantu.
Tetapi tetap pula menghadirkan spesial efek khusus yang keren. Salah satunya
nampak pada bangunan-bangunan tua yang berjajar rapi namun kosong, seram, dan
terbuang. Namun kemudian rumah itu hanyalah rumah-rumahan yang bahkan tidak
lebih tinggi dari seorang anak. Scene tetes air yang membeku di udara pun
nampak sangat oke.
Sepanjang film ini anda akan
dibuat bertanya-tanya, tentang kebenaran ucapan Xiaoyan yang setelah
dikonfirmasi secara diam-diam oleh Ruining, ternyata sebuah kekeliruan. Tentang
siapa sebenarnya gadis itu. Karena dia bisa mencampuradukkan segala emosi
Ruining. Formula twisnya memang tidak bisa dikatakan baru, tetapi tetap menohok.
Mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dengan gemilang.
Dari awal sudah diselipkan
petunjuk-petunjuk yang bisa saja luput dari pengamatan. Dari semula memang
sudah ada yang aneh. Saya jadi bertanya-tanya dan dengan sabar seiring
intensitas film yang semakin tinggi, menantikan twist seperti apa yang akan
tersaji. Lewat twist itu saya diajak menyelami perasaan pemaran utama yang campur
aduk. Nyesek, tidak terima, dan juga merasa ironis serta mengucapkan
berkali-kali; ah, seandainya seperti ini, seandainya seperti itu..
Begitulah, kisah ini berakhir
seperti permulaannya. Penerimaan dari apa yang sudah terjadi. Pengikhlasan. Pengampunan
terhadap diri sendiri dan orang lain.
Yang tidak berminat dengan twist
spoiler, berhentilah baca sampai di sini dan sana segera nonton filmnya. Namun untuk
yang mau tahu spoilernya, silakan dilanjutkan.
Spoiler alert!!!
Pada menit-menit awal ada adegan
saat Ruining dan guru besarnya masuk ke dalam sebuah mobil. Namun kecanggungan
terjadi. Ruining justru mengajak dosennya untuk makan siang dengan berjalan
kaki saja. Sebenarnya ada sesuatu yang mengganggunya ketika semobil dengan
orang lain. Dia mengalami de javu ketika sebelumnya dia membawa orang lain
dalam mobilnya dan berakhir dengan tragis.
Dari situ saya sudah merasakan
ada yang aneh dengan orang botak itu. Dia pasti punya masa lalu yang kelam.
Mungkin juga, berhubungan dengan gurunya tersebut.
Lalu beralih ketika Xiaoyan
datang nyaris tengah malam. Dia tidak mau dipanggil oleh sekretaris
hipnoterapis. Maka pria itu sendiri yang menghampirinya. Gadis itu malah sibuk
memandangi sebuah jam kuno dan bahkan mengganti arah jarum jamnya. Itu petunjuk
kedua, atau entah keberapa yang mungkin saya luput. Dugaan awal saya adalah
bahwa pasien itu bisa saja hantu ataupun seseorang dari masa lalu Ruining.
Berikutnya adalah Xiaoyan terus
memandang satu titik kosong di kantor Ruining seakan-akan dia melihat sesuatu. Awalnya
saya percaya ceritanya, meyakinkan sih. Dan biasanya, saat lawan main tokoh
utama sangat ngotot tidak memercayai ucapan lawannya, justru apa yang
diakatakan kemungkinan besar adalah benar adanya.
Lalu lama-kelamaan Ruining justru
mengetahui kebenaran yang coba disembunyikan oleh Xiaoyan. Namun selalu saja
saat momen itu terjadi, Xiaoyan malah balik membeberkan apa yang dia tahu
tentang Ruining. Termasuk masa lalunya. Tentang dua orang yang telah meninggal
yang membuatnya menyesal seumur hidup.
Dan inilah spoilernya. Ternyata Xiaoyan
adalah seorang dokter ahli hipnoterapi yang dulunya satu kampus dengan Ruining.
Tetapi bagaimana mungkin si botak tidak mengingatnya? Mereka berteman cukup
dekat dulu. Tentu saja karena gadis itu juga dokter yang menghipnotis si botak
sejak awal bertemu. Ingat saat dia berdiri di depan jam kuno dan merubah arah
jarum jamnya? Itu salah satu teknik menghipnotis si botak agar tidak
mengingatnya. Selanjutnya ada metode lain tapi saya sendiri tidak terlalu
mengerti karena terlalu ribet penjelasannya.
Yang jelas Ruining lah yang punya
jiwa rentan sebenarnya. Dialah yang trauma. Sang guru besar berusaha menyembuhkan
traumanya. Sebab jika tidak, dia bisa nekat melakukan apa saja yang menyakiti
dirinya, sebagai bentuk penyesalan akan sesuatu yang sudah dia lakukan di masa
lalu.
Seperti apa masa lalunya? Ini
yang membuat saya merasa nyesek dan berandai-andai jika saja hal itu tidak
terjadi. Jadi, Ruining dan Xiaoyan dulunya adalah teman yang masing-masing
sudah punya pasangan. Bahkan Xiaoyan sudah tunangan dengan pacar gantengnya. Mereka
sering hangout berempat. Suatu hari di sebuah cafe, Xiaoyan pulang lebih dulu
karena sebuah urusan, tinggalah bertiga sisanya. Ruining dan pacar ganteng
Xioyan itu mabuk berat. Mereka bertiga lantas pulang dalam satu mobil.
Ruining yang mabuk menyetir
dengan slengekan, bersebelahan dengan pacarnya sendiri. Sementara pacar ganteng
Xiaoyan tertidur di jok belakang. Pacarnya Ruining terus megingatkan Ruining
untuk konsentrasi ke kemudinnya, tetapi tidak dihiraukan. Lalu mereka menabrak pembatas
jalan di jembatan yang mereka lewati hingga mobil mereka terjun bebas ke sungai.
Hanya Ruining yang berhasil
selamat karena dia lebih mudah keluar dari mobil yang sudah tenggelam. Dia
berusaha menyelamatkan pacar dan temannya tetapi sulit. Akhirnya dia dengan
berat hati meninggalkan mereka berdua mati tenggelam. Si botak terlalu takut
jika dia tidak kuat bernapas dan mati hingga dia segera berenang ke permukaan
yang cukup jauh. Yah, serba salah sih sebenernya. Merasa diri sendiri kejam
tapi juga tidak bisa menghindari insting untuk tetap bertahan hidup. Makanya
dia sangat menyesal dan sempat
berkali-kali menocba bunuh diri. Sebagai dokter, kredibilitasnya disangsikan
namun dia tetap ngotot untuk membuka praktek. Akhirnya sang guru besar meminta
Xiaoyan untuk menyembuhkannya.
Setidaknya untuk menerima apa
yang sudah terjadi. Xiaoyan yang semula marah karena tunangannya juga tewas di
tempat yang sama, kini mulai bisa memaafkan si botak. Dia hanya meminta Ruining
untuk menerima takdir dan mulai mencoba untuk memaafkan dirinya sendiri. Karena
musuh yang paling utama adalah diri sendiri.
Rasa sakit karena kehilangan
sulit untuk disembuhkan. Tetapi hidup tetap berjalan dan segala yang bisa kita
lakukan hanya menerima apa yang terjadi.
Tujuh koma lima bintang. Sekian. Terima kasih.
1 comments:
Bagi filmnya donk, makasih
Post a Comment