Review Film : The Great Hypnotist (2014)

Friday, 18 November 2016





Director: Leste Chen
Writer: Leste Chen, Peng Ren
Genre: Drama, Mystery, Thriller
Stars: Zheng Xu, Karen Mok, Zhong Lu
Ratings:
IMDb: 6,9/10
PordNiar: 7,5/10







Sinopsis:

Sebuah metode hipnotis bisa diterapkan untuk berbagai kebutuhan. Salah satunya adalah menghilangkan semacam trauma yang dialami manusia, ataupun menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang masih membayangi sehingga kerap mengganggu kenyamanan hidup.

Hal itu terjadi di film asal china The Great Hypnotist. Menceritakan tentang Xu Ruining (Zheng Xu), seorang hipnoterapis  yang telah sukses menyembuhkan trauma dan ketakutan banyak pasiennya. Metode yang digunakannya kadang memang terlalu kasar dan intensif, tetapi berpengaruh dalam proses penyembuhan.

Suatu hari, guru besarnya (Zhong Lu) memintanya untuk menangani anak angkat temannya yang mengalami masalah dalam kejiwaannya. Sebelum itu beberapa hipnoterapis sudah menanganinya namun mereka menyerah. Karena pasien yang satu ini berbeda. Dia mengaku bisa melihat hantu. Tetapi tidak ada yang memercayainya.

Hal itu dibuktikan sendiri oleh Ruining ketika bertemu dengan pasien wanita bernama Ren Xiaoyan (Karen Mok). Dia yang penampilan luarnya tampak biasa-biasa saja, menganggap dirinya sehat jiwa raga. Namun, salah satu ciri pasien dengan kondisi kejiwaan yang terganggu adalah merasa bahwa dirinya baik-baik saja.

Runing pun hanya menganggap bahwa pengakuan Xiaoyan bisa melihat hantu hanyalah khayalan atau ilusi belaka. Dia hanya punya trauma yang harus segera disembuhkan kalau ingin jiwanya tidak rusak.

Tetapi kemudian, Ruining justru terkejut setengah mati saat sang pasien mengatakan bahwa dia melihat arwah dari orang-orang yang pernah menjadi masa lalu pria itu. Hal tersebut tidak pernah diketahui oleh orang asing. Bagaimana dia bisa tahu? apakah.. dia benar-benar bisa melihat... mereka?

Temukan jawabannya di film kece ini. you should watch it. Salah satu drama psikologis suspense yang keren!



Review:

Premisnya simpel. Seorang hipnoterapist yang sedang berusaha meyembuhkan pasiennya yang mengaku bisa melihat hantu. Dan pasien ini sangat ngotot serta punya pertahanan yang kuat dari hipnoterapi. Siapakah dia sebenarnya?



Film dibuka dengan adegan yang cukup creepy. Seorang wanita setengah baya yang sedang melindungi anaknya dari wanita muda yang mengejar mereka. Wanita muda itu bergaun putih dengan rambut panjang dan tampang pucat. Pandangannya pun tajam namun seakan kosong. Mirip hantu. Wanita tua dan anaknya lantas bertemu dengan hipnoterapist yang tiba-tiba mengatakan bahwa anak itu bukanlah anak wanita setengah baya itu.

Namun ternyata, itu hanya bagian dari proses hipnotis saja.

Alur maju kemudian mempertemukan sang hipnoterapist dengan pasien barunya yang unik. Saya mengenali Karen Mok ini sebagai seorang detektif wanita di filmnya terdahulu bersama Vicky Zhao; So Close. Namun di sini penampilannya lebih feminin dengan tubuh ramping dan rambut bergelombang panjang yang tergerai. Dia tidak cantik, tetapi menurut saya garis dan struktur wajahnya yang khas membuatnya punya kesan kuat ketika berakting, sulit dilupakan.



Mirip seperti Kisaragi dan 12 Angry Man dari segi setting yang lebih banyak di satu ruangan tertentu dan dalam setting waktu yang hanya terjadi dalam satu waktu. The Great Hypnotist lebih banyak menggunakan dialog konsultasi khas antara pasien dan dokternya. Sang hipnoterapist sendiri memiliki gaya dan penampilan yang khas. Bisa dibilang dia pria setengah baya botak yang menurut saya memiliki karakter kuat sebagai seorang yang sangat ahli di bidangnya. Dan walaupun dengan caranya yang kadang kasar dan emosional, dia bisa memberi keyakinan bahwa pasien bisa memercayakan segalanya padanya.



Film ini juga memiliki timeline flashback beberapa kali. Cukup membuat merinding saat Xiaoyan menceritakan kisahnya ketika melihat hantu. Dia seakan tak terganggu dan bertanya-tanya; tidak penting apa yang bisa dia lihat, tetapi kenapa dia bisa melihatnya? tanya itu lalu berakhir pada kesimpulan dari Ruining bahwa gadis itu sulit dihipnotis karena dia sendiri sebenarnya tidak ingin sembuh.



Satu kisah di masa lalunya yang bisa ditebak dengan mudah oleh Ruining adalah bahwa Xiaoyan pernah bertunangan dan sang tunangan sudah mati. Ada kemungkinan bahwa gadis itu bertahan dengan kemampuannya karena ingin bisa melihat tunangannya. Tetapi muncul pertanyaan, siapakah yang membunuh sang tunangan? Karena kematiannya terlihat tidak alami.



Xiaoyan menutup alam bawah sadarnya dan meninggalkan pertanyaan itu sebagai misteri. Dan dia justru menanyakan hal baru pada Ruining; apakah sekarang dia mempercayai ucapan gadis itu? tidak seperti hipnoterapis lain yang cenderung menganggapnya gila.

Saya sangat menyukai ketenangan yang dibangun dalam film ini. Kesan suramnya tetap ada didukung dengan konsultasi yang dilakukan malam hari dan dengan cerita-cerita tentang hantu. Tetapi tetap pula menghadirkan spesial efek khusus yang keren. Salah satunya nampak pada bangunan-bangunan tua yang berjajar rapi namun kosong, seram, dan terbuang. Namun kemudian rumah itu hanyalah rumah-rumahan yang bahkan tidak lebih tinggi dari seorang anak. Scene tetes air yang membeku di udara pun nampak sangat oke.



Sepanjang film ini anda akan dibuat bertanya-tanya, tentang kebenaran ucapan Xiaoyan yang setelah dikonfirmasi secara diam-diam oleh Ruining, ternyata sebuah kekeliruan. Tentang siapa sebenarnya gadis itu. Karena dia bisa mencampuradukkan segala emosi Ruining. Formula twisnya memang tidak bisa dikatakan baru, tetapi tetap menohok. Mengungkap apa yang sebenarnya terjadi dengan gemilang.



Dari awal sudah diselipkan petunjuk-petunjuk yang bisa saja luput dari pengamatan. Dari semula memang sudah ada yang aneh. Saya jadi bertanya-tanya dan dengan sabar seiring intensitas film yang semakin tinggi, menantikan twist seperti apa yang akan tersaji. Lewat twist itu saya diajak menyelami perasaan pemaran utama yang campur aduk. Nyesek, tidak terima, dan juga merasa ironis serta mengucapkan berkali-kali; ah, seandainya seperti ini, seandainya seperti itu..



Begitulah, kisah ini berakhir seperti permulaannya. Penerimaan dari apa yang sudah terjadi. Pengikhlasan. Pengampunan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Yang tidak berminat dengan twist spoiler, berhentilah baca sampai di sini dan sana segera nonton filmnya. Namun untuk yang mau tahu spoilernya, silakan dilanjutkan.


Spoiler alert!!!



Pada menit-menit awal ada adegan saat Ruining dan guru besarnya masuk ke dalam sebuah mobil. Namun kecanggungan terjadi. Ruining justru mengajak dosennya untuk makan siang dengan berjalan kaki saja. Sebenarnya ada sesuatu yang mengganggunya ketika semobil dengan orang lain. Dia mengalami de javu ketika sebelumnya dia membawa orang lain dalam mobilnya dan berakhir dengan tragis.

Dari situ saya sudah merasakan ada yang aneh dengan orang botak itu. Dia pasti punya masa lalu yang kelam. Mungkin juga, berhubungan dengan gurunya tersebut.



Lalu beralih ketika Xiaoyan datang nyaris tengah malam. Dia tidak mau dipanggil oleh sekretaris hipnoterapis. Maka pria itu sendiri yang menghampirinya. Gadis itu malah sibuk memandangi sebuah jam kuno dan bahkan mengganti arah jarum jamnya. Itu petunjuk kedua, atau entah keberapa yang mungkin saya luput. Dugaan awal saya adalah bahwa pasien itu bisa saja hantu ataupun seseorang dari masa lalu Ruining.

Berikutnya adalah Xiaoyan terus memandang satu titik kosong di kantor Ruining seakan-akan dia melihat sesuatu. Awalnya saya percaya ceritanya, meyakinkan sih. Dan biasanya, saat lawan main tokoh utama sangat ngotot tidak memercayai ucapan lawannya, justru apa yang diakatakan kemungkinan besar adalah benar adanya.



Lalu lama-kelamaan Ruining justru mengetahui kebenaran yang coba disembunyikan oleh Xiaoyan. Namun selalu saja saat momen itu terjadi, Xiaoyan malah balik membeberkan apa yang dia tahu tentang Ruining. Termasuk masa lalunya. Tentang dua orang yang telah meninggal yang membuatnya menyesal seumur hidup.

Dan inilah spoilernya. Ternyata Xiaoyan adalah seorang dokter ahli hipnoterapi yang dulunya satu kampus dengan Ruining. Tetapi bagaimana mungkin si botak tidak mengingatnya? Mereka berteman cukup dekat dulu. Tentu saja karena gadis itu juga dokter yang menghipnotis si botak sejak awal bertemu. Ingat saat dia berdiri di depan jam kuno dan merubah arah jarum jamnya? Itu salah satu teknik menghipnotis si botak agar tidak mengingatnya. Selanjutnya ada metode lain tapi saya sendiri tidak terlalu mengerti karena terlalu ribet penjelasannya.



Yang jelas Ruining lah yang punya jiwa rentan sebenarnya. Dialah yang trauma. Sang guru besar berusaha menyembuhkan traumanya. Sebab jika tidak, dia bisa nekat melakukan apa saja yang menyakiti dirinya, sebagai bentuk penyesalan akan sesuatu yang sudah dia lakukan di masa lalu.

Seperti apa masa lalunya? Ini yang membuat saya merasa nyesek dan berandai-andai jika saja hal itu tidak terjadi. Jadi, Ruining dan Xiaoyan dulunya adalah teman yang masing-masing sudah punya pasangan. Bahkan Xiaoyan sudah tunangan dengan pacar gantengnya. Mereka sering hangout berempat. Suatu hari di sebuah cafe, Xiaoyan pulang lebih dulu karena sebuah urusan, tinggalah bertiga sisanya. Ruining dan pacar ganteng Xioyan itu mabuk berat. Mereka bertiga lantas pulang dalam satu mobil.



Ruining yang mabuk menyetir dengan slengekan, bersebelahan dengan pacarnya sendiri. Sementara pacar ganteng Xiaoyan tertidur di jok belakang. Pacarnya Ruining terus megingatkan Ruining untuk konsentrasi ke kemudinnya, tetapi tidak dihiraukan. Lalu mereka menabrak pembatas jalan di jembatan yang mereka lewati hingga mobil mereka terjun bebas ke sungai.



Hanya Ruining yang berhasil selamat karena dia lebih mudah keluar dari mobil yang sudah tenggelam. Dia berusaha menyelamatkan pacar dan temannya tetapi sulit. Akhirnya dia dengan berat hati meninggalkan mereka berdua mati tenggelam. Si botak terlalu takut jika dia tidak kuat bernapas dan mati hingga dia segera berenang ke permukaan yang cukup jauh. Yah, serba salah sih sebenernya. Merasa diri sendiri kejam tapi juga tidak bisa menghindari insting untuk tetap bertahan hidup. Makanya dia sangat menyesal  dan sempat berkali-kali menocba bunuh diri. Sebagai dokter, kredibilitasnya disangsikan namun dia tetap ngotot untuk membuka praktek. Akhirnya sang guru besar meminta Xiaoyan untuk menyembuhkannya.



Setidaknya untuk menerima apa yang sudah terjadi. Xiaoyan yang semula marah karena tunangannya juga tewas di tempat yang sama, kini mulai bisa memaafkan si botak. Dia hanya meminta Ruining untuk menerima takdir dan mulai mencoba untuk memaafkan dirinya sendiri. Karena musuh yang paling utama adalah diri sendiri.

Rasa sakit karena kehilangan sulit untuk disembuhkan. Tetapi hidup tetap berjalan dan segala yang bisa kita lakukan hanya menerima apa yang terjadi.

Tujuh koma lima bintang. Sekian. Terima kasih.


1 comments:

Anonymous said...

Bagi filmnya donk, makasih